
4 Kondisi Tidak Boleh Cabut Gigi Agar Terhindar Komplikasi
Kondisi Tidak Boleh Cabut Gigi karena gigi berlubang seringkali mengganggu dan menghambat aktivitas. Sisa makanan akan mudah masuk ke dalam rongga gigi. Ketika itu terjadi, rasa tidak nyaman dan nyeri sering datang dan jika dibiarkan, lubangnya akan semakin membesar.
Kondisi Tidak Boleh Cabut Gigi
List of contents
Kondisi Tidak Boleh Cabut Gigi Jika lubang gigi semakin membesar, akan muncul masalah lain. Permukaan gigi yang tidak rata akibat gigi berlubang terkadang menimbulkan sudut tajam pada gigi. Gigi-gigi tajam ini akan menyenggol bagian dalam pipi sehingga menimbulkan sariawan.
Mau Cabut Gigi di Solo Surakarta?
Klinik Gigi Apic Dentistry Solo
- Selly Amelia, Sp.Ort, drg Angga Novendra & Tim
- Perawatan Gigi Ortodontik, Implan, Anak & Estetika
- Alamat: Jl. Moh. Yamin, Jenis, Kec. Serengan, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57154
- Jam: 10.00 – 21.00
- WhatsApp: 0812-1555-5745
Kesehatan & Keselamatan: Janji temu diperlukan, masker diperlukan, suhu diambil, staf memakai masker, staf telah melakukan pengukuran suhu, staf diharuskan mendisinfeksi permukaan di antara kunjungan pelanggan.
Tidak hanya itu, rongga gigi yang semakin dalam akan memungkinkan bakteri masuk hingga menembus saluran akar. Ketika ini terjadi, rasa sakit akan sering terjadi. Bakteri yang sudah berada di saluran akar dapat memicu peradangan pada ujung akar gigi.
Jika sudah sampai pada tahap ini, perawatan saluran akar atau pencabutan gigi perlu dilakukan. Hanya saja, meski perawatan saluran akar gigi dapat mempertahankan gigi, perawatan saluran akar memerlukan waktu perawatan yang lama, banyak kunjungan, dan biaya yang tidak murah.
Karena itulah, banyak orang yang akhirnya memutuskan untuk mencabut giginya karena tidak tahan dengan rasa sakitnya. Namun, pencabutan gigi tidak boleh dilakukan sembarangan.

Alasan Mencabut Gigi ke Dentist
Untuk lebih amannya, Kondisi Tidak Boleh Cabut Gigi, melainkan harus dilakukan oleh dokter gigi alias dokter gigi. Tindakan ini biasanya dilakukan jika terdapat gangguan pada gigi yang sudah tidak dapat diperbaiki lagi.
Oleh karena itu, mencabut gigi merupakan satu-satunya cara yang dapat dilakukan agar gejala mereda dan terhindar dari komplikasi.
Ada beberapa alasan gigi harus dicabut sekaligus sebagai tanda waktu yang tepat untuk ke dokter gigi, antara lain:
- Mengalami gigi berlubang yang tidak dapat diisi lagi,
- Gigi tanggal, terutama jika disertai dengan infeksi,
- Geraham belakang tumbuh miring sehingga menekan gigi di sebelahnya,
- Kerusakan parah pada akar gigi,
- Gigi patah, misalnya karena kecelakaan atau cedera serius,
- Gigi bertumpuk, tidak rata, atau bengkok yang memicu jaringan yang melapisi mulut menjadi sakit,
- Posisi atau letak gigi di tempat yang tidak seharusnya
- Akan menjalani prosedur medis tertentu.
Hal yang Perlu Diperhatikan
Selain mengetahui indikasi atau alasan pencabutan gigi dari dokter gigi, penting juga untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan saat menjalani prosedur ini. Pada beberapa kondisi, pencabutan gigi mungkin harus ditunda untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Prosedur ini tidak boleh dilakukan jika Anda mengalami demam, mual, dan muntah, sedang hamil trimester pertama atau ketiga, menderita diabetes dan tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol, serta mengalami infeksi pada gusi. Orang dengan riwayat penyakit tertentu juga harus dikonsultasikan sebelum mencabut gigi.
Setelah gigi bermasalah teridentifikasi dan sudah dicabut, biasanya gejala sakit gigi akan segera mereda. Namun, pada kondisi yang jarang terjadi, pencabutan gigi di dokter gigi dapat meningkatkan risiko komplikasi, seperti alergi obat, pembengkakan gusi, cedera saraf, infeksi di tempat pencabutan gigi, hingga pendarahan.
Anda sebaiknya segera menghubungi dokter gigi atau ke klinik terdekat jika muncul gejala komplikasi berat dan disertai demam, nanah yang keluar dari gigi yang dicabut, nyeri hebat yang tidak kunjung sembuh, pendarahan dalam waktu lama, dan jaringan lunak dimana gigi dicabut. ditarik dengan keras.
Penanganan juga perlu dilakukan jika terdapat gejala mati rasa pada lidah, bibir, dagu, gusi, atau gigi, serta mual, muntah, dan sulit menelan.
Ada beberapa kriteria gigi yang dianjurkan dan dilarang untuk dilakukan pencabutan gigi. Berikut ini adalah 4 Kondisi Tidak Boleh Cabut Gigi:
1. Gigi Sedang Sakit
Gigi yang sakit dapat mengindikasikan adanya infeksi atau peradangan bakteri. Jika terjadi peradangan, sebaiknya proses pencabutan gigi ditunda karena dikhawatirkan pada saat pencabutan gigi, bakteri akan menyebar. Kemudian jika penyebaran bakteri tidak terkontrol dapat menyebabkan komplikasi pada rongga mulut.
Selain itu, peradangan memiliki sifat asam. Anestesi paling efektif bila lingkungan bersifat basa, sehingga diperlukan lebih banyak anestesi.
Perlu diketahui bahwa penggunaan obat bius memiliki dosis maksimal. Jika dosis obat bius terlalu banyak, maka akan menjadi racun bagi tubuh (bahkan dalam dosis tertentu dapat menyebabkan kematian).
Kondisi Tidak Boleh Cabut Gigi menjadi pertimbangan dokter untuk memberikan antibiotik agar peradangan bakteri mereda dan proses pencabutan lebih aman.
2. Memiliki Penyakit Sistemik
Pencabutan gigi melibatkan banyak hal. Kondisi Tidak Boleh Cabut Gigi, termasuk kesiapan atau kesehatan tubuh secara umum. Misalnya, seseorang yang memiliki tekanan darah tinggi atau diabetes tidak dapat mencabut gigi dengan mudah.
Dokter gigi terlebih dahulu akan merujuk pasien ke dokter spesialis penyakit dalam dengan memberikan informasi jika pasien akan menjalani proses pencabutan gigi. Dengan begitu, dokter spesialis penyakit dalam akan menyesuaikan penggunaan obat atau mengecek kesiapan pasien.
Jika pasien hipertensi mencabut gigi meskipun tekanan darahnya tidak terkontrol, resiko yang dapat terjadi adalah darah terus keluar selama proses pencabutan gigi. Sementara itu, penderita diabetes mungkin akan mengalami kesulitan dalam proses penutupan luka.
3. Ibu Hamil
Ibu hamil memang memiliki beberapa keterbatasan dalam menjalani pelayanan kesehatan. Misalnya pada trimester pertama, pada kondisi ini, ibu tidak boleh mencabut gigi atau perawatan gigi lainnya yang melibatkan pendarahan.
Hal ini disebabkan adanya perubahan hormonal dan Kondisi Tidak Boleh Cabut Gigi yaitu tubuh saat hamil, serta berisiko mengganggu proses tumbuh kembang janin. Sebaiknya proses pencabutan gigi dilakukan sebelum program kehamilan atau setelah proses persalinan.
Merawat gigi sebelum memulai program kehamilan akan memberikan banyak manfaat, salah satunya ibu tidak merasakan sakit selama 9 bulan masa kehamilan. Alasan lainnya, gigi berlubang yang sangat besar bisa memicu kelahiran prematur.
4. Alergi
Jika Anda memiliki alergi, maka Anda harus memberi tahu dokter kapan Anda akan melakukan pencabutan gigi. Pasalnya, banyak alat dan bahan dalam kedokteran gigi yang berpotensi menyebabkan Kondisi Tidak Boleh Cabut Gigi.
Sebaiknya jika Anda sudah memiliki alergi, lakukan pemeriksaan alergi secara lengkap dan menyeluruh untuk mengetahui apa saja sumber alergi Anda.
Alergi bukanlah hal yang sepele sama sekali. Ketika orang yang memiliki alergi melakukan proses pembiusan (anestesi), misalnya, dapat menimbulkan komplikasi syok anafilaktik. Kejutan ini paling buruk dapat menyebabkan kematian.
Oleh karena itu, beri tahu dokter gigi jika Anda memiliki alergi, terutama saat akan melakukan pencabutan gigi. Perlu juga diperhatikan bahwa indikasi gigi dapat dilihat atau tidak dilihat dari sudut pandang klinis.
Seperti lubang seberapa besar/lebih dari setengah (lebar dan kedalaman) gigi. Dan jika ingin dilakukan pencabutan maka dapat dilakukan pencabutan.
Jika sahabat Anda berencana untuk berkonsultasi mengenai kesehatan gigi dengan ahlinya secara langsung, Anda bisa datang langsung ke poliklinik gigi.
Akhir Kata
Ini adalah beberapa Kondisi Tidak Boleh Cabut Gigi. Mulai dari hamil hingga alergi. Jadi, pastikan dulu kondisi kesehatan Anda sebelum memutuskan untuk cabut gigi, ya.
Sumber: klikdokter.com, halodoc.com